Posted in Me Time, Ulasan

Surga Sungsang


Dokumentasi Pribadi

Surga Sunsang Oleh Triyanto Triwikromo

Buku ini saya beli di saat bazaar juga niih. Lumayan, pengen koleksi buku di saat ada bazaar, kita hajar. hehehe. Ngga tau kenapa milih buku ini. Padahal pas beli, ga bisa baca isinya. Tapi ga nyesel deh beli buku ini. Memperkaya kosakata sastra saya. Dan oleh karena membaca buku ini juga saya sedikit ciut nyalinya. Ternyata puisi-puisi saya, masih terlalu dangkal dan terlalu rapuh makna. Saya harus belajar lagi dan lagi mengolah kata-kata. Harus lebih banyak membaca sastra agar semakin kaya akan kosa kata dan semakin cerdas mengolah bahasa cinta.

Surga Sunsang, bercerita tentang sebuah tempat seindah Surga di sebuah tanjung. Surga yang di huni oleh bangau-bangau yang tak pernah berkurang jumlahnya. Surga yang di kelilingi tumbuhan bakau yang sangat memukau. Surga yang tak tersentuh oleh roda waktu, semuanya terasa seperti di tahun 1980an. Tak tersentuh pembaharuan. Damai.

Disana hiduplah tetua kampung yang sakti dan sangat di hormati, Kiai Siti. Kufah, anak gadisnya yang baru berumur sepuluh tahun. Zaenab, sang penjaga makam dengan sisik merah di seluruh tubuhnya dan lidahnya yang bercabang dua. Berbicara dengan cara yang susah di pahami maknanya. Panglima Langit Abu Jenar, sang pemuka agama yang sakti namun picik.

Sekelompok orang kota, akan mengubah surga ini menjadi neraka, menjadikannya resor.
Surga Sungsang, meskipun sulit bagi saya memahami makna yang terkandung di dalamnya. Tetap saja buku ini menarik untuk di baca.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.