Posted in Autobiografi

Maret was Complicated


kucing_2 Seperti hujan yang jatuh dari langit. Tak semua orang bersyukur atas kedatangannya. Hujan tak salah, awan tak salah bahkan anginpun tak salah membawa hawa dingin itu untuk jatuh dan menyirami tanah dibawahnya. Sederhana dan nyata, siklus itu ada. Roda itu memang berputar, dan Tuhan menciptakan itu semua untuk memberi warna hidup kita manusia. Menambah makna betapa indahnya hidup ini, jika kita mampu berfikir dan mengambil hikmah dibalik semua apa yang terjadi. Tuhan tak menciptakan hujan, melainkan setelahnya muncul pelangi nan mempesona. Semuanya begitu indah jika kita bersyukur, meski dalam keadaan sulit sekalipun. Percayalah, Tuhan tak akan meninggalkanmu.

Tak seperti malaikat yang tak pernah berlaku salah, tak seperti bidadari nan sempurna rupa elok parasnya, aku hanya manusia biasa. Seperti halnya kau dan mereka. Pernah salah pernah lupa. Pernah terluka dan membuat kecewa. Bukankah itu memang sewajarnya? Ataukah kau tak pernah mengira seberapa sering ucapanmu melukai hati-hati yang berharap. Tak pernahkah kau menyadarinya, kau membuat kecewa jiwa-jiwa yang percaya kau takkan melakukannya. Ataukah kau tengah lupa karena keangkuhan telah membuatmu merasa sempurna?

Terlalu keraskah hatimu itu? Sudah butakah nurani itu? Apakah tuli kedua telinga anugrah Tuhan itu? Hingga tak bergeming disentuh rasa yang kian mengemis memohon maaf. Lebih keraskah hati itu dari bebatuan di gunung sana? Bebatuan yang akhirnya akan hancur perlahan karena tetesan-tetesan hujan. Dan semua segera berubah.

Seperti sungai yang mengalir, ia takkan pernah mengalir kehulu. Apapun yang terjadi, seperti apapun rasanya. Hidup akan terus berjalan tanpa sempat untuk mengulang. Hidup bukanlah seperti ulangan harian ketika SMA dulu. Saat kau gagal, kau boleh mengulangnya beberapa kali hingga kau memperoleh nilai minimal sampai batas nilai terendah. Hidup adalah seperti sungai, takkan pernah mengalir kehulu. Dan jika itu kau melakukan sebuah kesalahan, kau tak puas dengan apa yang telah kau dapatkan ataukah kau pernah mengecewakan seseorang. Kau bisa memperbaikinya, tapi untuk waktu yang akan datang. Semua yang telah kau lakukan, seperti halnya lukisan dan kaulah senimannya. Kau takkan bisa menghapus pulasan yang salah dikanvasmu itu. Kau hanya perlu berinisiatif untuk memperbaikinya. Membuatnya tetap terlihat indah dan bermakna.

bersalahJangan terlalu menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Karena apapun itu mutlak bukan hanya karena kesalahan diri sendiri. Dan jangan membenci seorang yang mengecewakanmu. Susah memang untuk melakukannya dan melupakannya. Tapi, memaafkan itu indah. Dan bersyukur bahwa Tuhan memperhatikanmu. Ia memberimu pelajaran tentang rasa kecewa dan memaafkan melalui oranglain. Kau harusnya berterimaksih kepadanya dan bersyukur kepada Tuhan Sang Maha Bijaksana.

Jangan terlalu lama membiarkan matamu bengkak karena menangisi kesalahan hari kemarin. Sakitnya memang masih terasa. Meski melegakan tapi airmata takkan mengubah apapun. Airmata takkan memperbaiki permasalahan yang ada dihadapanmu. Kau hanya perlu bangkit, hapus airmata itu dan jadilah kuat atas semua yang terjadi. Perbaiki hatimu, perbaiki kesalahanmu. Tentunya jangan ragu mengakui jika kau bersalah dan dengan rendah hati mohon maaflah kepada mereka yang tak sengaja kau lukai hatinya. Meminta memang tak baik untuk dilakukan. Tapi beda halnya dengan meminta maaf. Mereka yang meminta maaf lebih baik dari mereka yang memberi maaf. 😀 (itu sih menurut pendapat saya..)

Dan maret akan segera berakhir. Thanks march, sudah mengajarkan ku banyak hal.. 😀

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.